Pembalut Wanita Bisa Jadi Pemicu Kanker Serviks Lho

Bagi wanita, pembalut menjadi salah satu peralatan penting khususnya saat haid atau datang bulan. Namun pemanfaatan pembalut yang tidak tepat, ternyata dapat memicu terjadinya kanker serviks, jenis penyakit mematikan dan paling ditakuti kaum hawa.

Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah tumbuhnya sel abnormal pada leher rahim. Penyakit ini disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV), dan dapat menyerang wanita pada segala usia meski jarang ditemukan pada usia sebelum 20 tahun.

Kanker merupakan salah satu jenis penyakit mematikan di dunia, baik untuk pria maupun wanita. Namun bagi wanita, penyakit yang paling mematikan saat ini adalah kanker serviks. Bahkan setiap dua menit, seorang wanita di dunia meninggal akibat kanker serviks. Di Indonesia, kanker serviks diketahui menyebabkan kematian seorang wanita setiap satu jam.

Pembalut Wanita Pemicu Kanker Serviks

 

Mengapa pembalut wanita dapat memicu terjadinya kanker serviks ? Sebab, penggunaan pembalut akan menimbulkan kelembapan berlebih di daerah kewanitaan.

Karena itu, selektiflah dalam menggunakan alat bantu tersebut. Yang lebih penting, gunakan pembalut wanita hanya ketika menstruasi atau datang bulan. Selain itu, pembalut yang digunakan juga harus sering diganti.

Selain itu, sebaiknya Anda juga berhati-hati dalam menggunakan cairan-cairan pembersih vagina. Sebab, terlalu sering menggunakan cairan tersebut justru akan dapat membunuh atau menghilangkan kuman-kuman baik yang ada di vagina. Karena itu, sebaiknya cairan pembersih vagina jangan terlalu sering digunakan, kecuali hanya seperlunya saja.

Selain itu, cara terbaik mencegah maupun mengatasi kanker serviks adalah dengan menghindari faktor risiko, seperti jangan menikah dini. Menikah sebaiknya dlakukan hingga usia 20 tahun maupun dengan menunda hubungan seksual. Juga jangan berganti-ganti pasangan, hindari penyakit menular seksual (PMS), jangan merokok, hidup sehat, makan dengan cukup gizi.

Cara Mengobati Kanker Serviks

Ada berbagai langkah atau cara yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengatasi penyakit ini. Biasanya, para ahli medis menyarankan dengan melakukan pencegahan primer dan sekunder.

Pencegahan primer dilakukan untuk orang-orang tanpa bukti klinis belum terkena penyakit, diantaranya dengan vaksin maupun dengan edukasi atau sosialisasi mengenai bahaya kanker leher rahim.

Sedangkan pencegahan sekunder dilakukan untuk orangorang yang sudah terbukti klinis terkena penyakit. Pencegahan sekunder dilakukan untuk memperlambat atau menghentikan perjalanan penyakit, diantaranya dengan melakukan skrining atau deteksi dini dengan pap’smear.

Pap’smear dilakukan untuk wanita yang sudah melakukan hubungan seksual atau menikah. Jika belum menikah, bukan dengan melakukan pap’smear tetapi diberikan vaksin. Vaksin sebaiknya diberikan sebelum terpapar infeskis HPV, misalnya sejak usia remaja sampai 45 tahun.

Pentingnya memberikan vaksin karena risiko HPV bermula pada usia remaja dan terus berlanjut. Inveksi papiloma virus (PV) tidak memberikan respon imun kuat untuk mencegah infeksi berulang. Seiring bertambahnya usia, imunitas manusia secara alamiah akan menurun sehingga meningkat pula risiko terkena HPV.

Tinggalkan komentar